Tiga hari Mbolang di London , Inggris Part 1
Thursday, 29 March 2018
Add Comment
1st Day -14 April 2017
Finally , Saya berani lewat “ TUNNEL” ke London
Hampir tidak bisa kupercaya,
finally I was there in UK, England, April 2017, adalah bulan dan tahun
bersejarah bagi saya , sebuah negara yang dijuluki sebagai negara “ superpower “ yang
sering di bayang-bayangi oleh Amerika adalah sudut dunia lainnya yang
berhasil kakiku tapakkan. Betapa tidak segala
lini yang Inggris lakukan hampir semuanya menjadi trendsetter
bagi negara lain. Jika Amerika terkenal dengan film Hollywod-nya , maka
Inggris justru terkenal dengan klub sepakbolanya yang kerap menjawarai kancah
persepakbolaan dunia Sebut saja klub sepakbola yang berbasis di London seperti
Chelsea FC dan Arsenal, serta Liverpool yang juga berlokasi di kota Liverpool,
Inggris, dan tak kalah terkenalnya MU ( Manchester United) . Bagi penggila
sepakbola , tentu hal ini sungguh momentum yang tidak bisa dilewatkan begitu
saja.
London, Inggris 2017 Maka nikmat Tuhanmu mana yang engkau dustakan, bersyukurlah.... |
Meskipun saya bukan penggila
bola, namun saya juga penasaran apa magnet dari sebuah olahraga yang berhasil
menyedot puluhan juta warga bumi bulat . Berikut saya juga tertarik dengan uniknya
sistem pemerintahan kerajaan di salah satu negara persemakmuran Inggris ini,
negeri dengan julukan negeri Ratu Elizabeth mengundang sejuta pesona.
Salah satu Museum gratis di kota London ( Tampak depan) |
Hari itu 14 April saya booked
tiket FLIXBUS menuju ke London. Pasti banyak yang bertanya , masa naik
bus ke London, Inggris. Bukannnya itu beda pulau, harus mengarungi samudra
untuk sampai kesana bukan ya ? Ya betul saya berangkat dari Den Hagg ( Stasiun
Den Hag ) , red : The Hague (central
train station bus platform). Sebelumnya
di trip ke Bonn, Jerman sempat bepergian dengan mode transportasi ini, BACA
DISINI ceritanya. Saya sempat ketinggalan bus ( korban tiket FLIXBUS) murah dan promo) , membuat saya mudah menyusun strategi agar
tidak ada insiden ketinggalan itu lagi lantaran pembelajaran tersebut. Akhirnya
tanpa ragu saya berangkat ke London via Flixbus lagi dengan yakin kali ini. Memang perjalanan pada
kesempatan ini cukup melelahkan karena menempuh ± 10 jam total dari
Belanda-Inggris , termasuk transit di Belgia ( sekedar menyeruput “ kopi hangat
atau menikmati goring kentang atau sekedar ke kamar kecil , dan pengecekan passport di Lille,
Perancis, sebelum menuju menuju Victoria Coach Station.
New kind British friend, Archi W. ( A true Londoner) |
Beruntungnya kali ini saya ,
disapa oleh seorang bule British asli Londoners , bernama Archi Wallace (
salah satu mahasiswa S1 jurusan ilmu
kriminologi di Den Hagg. Akhirnya kita
berkenalan ( jarang –jarang di sapa sama bule ciyeee) . Dia banyak menceritakan
tentang “ dua sisi mata uang dari kota London” , yang dari nada bicaranya,
katanya sudah tidak terlalu betah di London karena tidak senyaman dulu. Dari
pembicaraan yang aku tangkap sepertinya beliau fokus pada pembicaraan
kriminalitas dan isu teroris yang baru saja melanda London, yang sempat
menewaskan masyarakat sipil dan menghancurkan properti gedung parlemen London. Maklum
doi calon kriminolog. Menurut
pengakuannya London sekarang tidak “ senyaman dulu”. Setelah mendengar itu,
saya malah balik merespon dengan pujian terhadap negara dan Londoners secara
umum. Saat itu beliau sempat menawarkan projek ke saya, namun akhirnya saya
tidak follow –up , sehingga tidak ada kelanjutannya.
Akhirnya kita sudah tiba di
London, Welcome to London, tapi ya masih daerah hutan-hutan, si Archi
sambil memberitahu bahwa sebentar lagi kita memasuki kota London, ternyata benar
bangunan mulai terlihat berubah arsitekturnya , rumah-rumah tampak kecil dan
berkotak-kotak khas London kata Archi.
Salah satu view rumah khas London, di Finchley |
Berphoto di depan TELEPHONE ( ini kotak telefon khas London) |
Finally, I was here, BIGBEN London |
Mimpi saya tercapai menginjakkan
kaki di Inggris, sama seperti yang saya tuliskan di salah satu dri 100 mimpi
saya yakni berphoto di Gedung Bigben ( ternyata yang lain mengikut......) Begitulah kira-kira mimpi saya
yang tertulis di kertas 2009 silam di Jogjakarta ( 7 tahun lamanya sebelum itu
kenyataan).
Bersambung…………………
0 Response to "Tiga hari Mbolang di London , Inggris Part 1"
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di website kami